atas

Monday, December 25, 2006

Ganti Header

Header blog ku ganti berkat si Awan. Awalnya cuma nanya doang tentang cara-cara pembuatan suatu situs. Dia Web Designer jadi wajar aku tanya dia. Tapi dia malah jawab "Nanti lu malah ngerebut dapur gue", katanya bercanda.
"Gak, gue cuma having fun doang sama web", jawabku.

Dari tanya-tanya akhirnya aku ngaku kalau itu buat blogku. Maklum di kantor cuma satu dua orang yang tahu blogku. Akhirnya dia menerangkan dasar pembuatan suatu web yang sebenarnya sedikit banyak aku sudah tahu. Yang ingin aku pelajari sebenarnya cara design suatu Web. Kalau programming aku masih bisa lihat buku tapi kalau design aku memang payah. Design butuh kreatifitas padahal nilai menggambarku waktu sekolah enggak pernah lebih dari tujuh(kasian ya gue). Soal seni aku memang cuma penikmat bukan praktisi apalagi pakar. Jauh.

Akhirnya dia buka adobe photoshop. Cari gambar di web karena aku pingin gambar yang futuristik akhirnya dia dapat gambar. Diutak-atik sedikit dan sebentar jadilah header. Cepet banget menurutku. Mungkin karena aku enggak ngerti tehnik photoshop jadinya sedikit terpukau padahal menurut dia gampang banget.

Header yang sekarang bukan yang pertama tampil, yang sebelum ini gambarnya cukup menyeramkan bertentangan dengan judulnya yang LifeIsBeautiful. Kalau LifeIsBeastiful mungkin cocok. Si Hertha aja kaget ketakutan saat buka pertama kali, katanya bukanya malam-malam dan lagi sendiri di kantor.

Akhirnya aku minta ganti dengan yang sekarang. Cari gambar dari Web terus sama si Awan di utak-atik jadilah seperti sekarang.(Harusnya gue minta izin sama yang punya gambar ya).

Lain kali aku minta semua skinnya diganti. Tanggung.

"Boleh kan Wan?".

Thursday, December 14, 2006

Deja Vu

Masuk ke lorong waktu(baca dengan logat doraemon)

Setelah lama ditunggu akhirnya diputar juga film ini. Nonton bareng mania movie juga. Pengen nonton film ini awalnya karena judulnya menarik dan pemerannya Denzel Washington sudah jaminan pasti menarik. Apalagi yang buat Jerry Buckheimer Film wah pasti tambah menarik.

Bener saja awal film ceritanya sangat menarik. Ada ledakan bom di sebuah kapal ferry. Ledakkannya keren. Sebagian besar penumpangnya gak selamat(lupa berapa ya?). Film Jerry memang senang dengan ledakan. Datanglah seorang Denzel Washington yang berperan sebagai Agen ATF(Kayak Detasemen 88 nya Indonesia mungkin.. Ada yang tahu?).

(Caranya dia mencari orang yang bertanggung jawab dengan pengeboman memberikan inspirasi lain buatku. Akhirnya aku berhasil membongkar sebuah teka-teki yang sangat menyebalkan.)

Kembali ke cerita. Si Agen mencari tahu dengan memutar video yang disimpan di dekat lokasi. Sampai kemudian dia diperlihatkan dengan sebuah monitor yang memutar kejadian 4 hari sebelumnya. Akhirnya diketahui kalau itu adalah alat pemutar waktu. Langsung bete.

Berharap dapat cerita bagus malah dapat cerita doraemon, sinetron lorong waktu juga ada cerita kayak gini, atau dulu ada serial Quantum Leap, atau di cerita Harry Potter juga ada cerita kembali ke masa lalu.

Pemerannya Denzel Washington yang bermain lain. Agak beda menurutku di banding film sebelumnya yang biasanya serius. Kali ini gayanya wise juga banyak senyum. Pemeran lainnya lupa kalau gak salah ada Val Kilmer(sudah lama gak liat orang ini).

Filmnya keseluruhan memang menarik tapi alat pemutar waktu itu... Duh basi.

Thursday, December 07, 2006

Ring Back Tone Menjawabnya

Silence is Not Gold

"....Karena wanita ingin dimengerti manjakan dia dengan kasih sayang..."

Sebait lagu Ada Band yang sering kudengar kini saat menelpon dia berulang ulang sampai terdengar suara tut tut tut di akhir. Dia tidak pernah lagi menerima telpon dariku.
Awalnya aku tidak pernah peduli dengan lagu yang kudengar dari suara di seberang saat aku menelponnya. Bukan karena aku tidak menyukai lagu tapi karena selama ini tidak pernah lama dia langsung mengangkat dengan suara riangnya.


"Wekk..." Begitulah sambutan yang selama ini kudengar saat dia menerima telponku.
Kini tidak ada lagi.


Aku tidak pernah tahu kenapa dan hanya bisa menduga-duga mungkin karena ini mungkin karena itu. Aku coba SMS untuk menanyakan langsung dan tak pernah ada jawabannya. Aku coba telpon temannya untuk menanyakan, tidak ada jawabannya dan hebatnya temannya pun tidak mau mengangkat telponku. Kurang ajar pikirku.

Aku mungkin melakukan kesalahan yang mungkin tidak aku sadari.
Atau mungkinkah dia sudah berpaling ke yang lain? Terpikir tiba-tiba di pikiranku. Separah itukah? Ah gak mungkin pikiranku yang lain langsung menjawab. Aku belum siap untuk menerima kenyataan itu.


Bosan dengan pikiran negatif ku sendiri akhirnya aku mulai menyibukkan diri dengan hal-hal yang bisa melupakannya. Aku mulai bergabung dengan teman-teman lamaku. Ah kenapa selama ini aku melupakan mereka. Sebenarnya tidak juga, aku tidak pernah melupakan mereka hanya saja waktuku memang lebih banyak tersita untuknya.

Saat aku berhasil sedikit demi sedikit mulai tenang, pulang kerja aku malah bertemu dengan temannya. Teman yang selama ini nggak pernah mengangkat telponku.

"Hei ..." Sapaku dingin.
"Hi juga, sendirian?"
"Ngeledek..." tetep teges.
"Koq ngeledek, masa nanya gak boleh?"
"................".
"Kamu koq kayanya marah sama aku" dia melanjutkan, "Eh kalau ngelamar jadi sekertaris kira-kira minta gaji berapa ya?" Tanyanya.
"Mau pindah kerja?".
"Hahaha, gak cuma pengen liat kamu gak jutek aja".
"Aku mau tanya tentang temanmu boleh gak?" mulai pelan.

"Teman yang mana? Bambang atau Joko?" Katanya sambil ketawa.
"Bukan, UDIN" ingin kujitak dia.
"Huahahaha...".

Kubiarkan dia tertawa lepas sampai puas. Akhirnya dia mulai serius dan memandang keseriusanku. Dia minta maaf sebelumnya lalu bercerita.

"Dia marah karena kamu juga. Saat pulang kerja kamu diminta untuk pulang bareng tapi malah bilang sakit terus pulang bareng wanita lain".
Aku berpikir.
"Ya kan kamu jalan sama wanita lain?"
"Ya ampun, karena itu?? Aku memang sakit dan waktu itu aku ketemu temanku di jalan lalu bareng sebentar".
"Tapi dia ngelihat kamu gak pulang ke rumah".
"Aku memang gak pulang ke rumah waktu itu tapi ke dokter dan temanku sendiri pulang ke rumahnya".
"Begitu..?"
"Aku mau ke rumahnya sekarang" Sahutku sambil pergi.

"Eh eh eh.. Gak usah", Cegahnya.
"Kenapa?""Dia gak ada di rumahnya, dia keluar kota sama kakaknya, biar nanti aku yang jelasin ke dia, OK".
"Dia cuti?"
"Heeh".
"Kalau begitu aku mau telpon dia".

"Gak akan diangkat, udah nanti aku yang jelasin".
Dia kemudian menelponnya.

"Di luar jangkauan, udah besok aja sekarang aku mau pulang dulu".
Aku coba menelpon dengan HPnya dan memang ada pesan tapi bukan di luar jangkauan melainkan tidak bisa dihubungi. Sepertinya mati.
"Ya sudah makasih, hati-hati di jalan".
"Daag..."
"Dah".
Malam itu aku tidur pulas seperti orang yang baru bebas lepas dari beban yang menghimpitnya. Bangun pun kesiangan. Biarlah hari ini kan libur. Tapi..? Tapi aku harus menelponnya, ya aku harus menelponnya.
Kuambil HPku, kucari namanya, kutekan tombol bergambar telpon.


Terdengar suara dari seberang sana.
"....Aku ada karna kaupun ada dengan cinta kau buat diriku hidup selamanya...".


Lagu yang lain, sudah ganti, angkat please, harapku.

"Wekk..." suara renyah dari seberang sana.

Aku tersenyum, terima kasih ya Tuhan.

*******
Cerita Imut ini juga kayaknya fiktif
Aku jelas bukan Bambang bukan Joko bukan juga Udin
Demikian juga sebaliknya
*******