atas

Wednesday, April 25, 2007

Anyer Kenyang Carita Berenang

Liburan yang aneh.

Sabtu kemaren ke Anyer ceritanya pingin makan sea food sama nyebrang ke anak gunung krakatau. Sea food nya gak sulit didapet tinggal pilih restoran yang berjejer namanya juga di pantai. Tapi ke Krakatau ternyata tidak segampang yang dikira. Eh sebenarnya gampang kalau direncanakan dengan baik terutama soal waktu dan pemilihan tempat berangkat.

Pernah tinggal lima tahun di Banten ternyata gak cukup membantu untuk bisa nyebrang kesana. Tanya teman yang disana juga pada gak tahu. Lebih payah lagi ternyata, aku cuma lima tahun, mereka dari kecil sampai gede tinggal disana gak pernah nyebrang ke Krakatau. Keterlaluan. Mirip temanku bertahun-tahun di Jakarta tapi belum pernah ke Taman Mini. Kasian.

Setengah sepuluh pagi berangkat dari Jakarta berempat bareng teman-teman. Setelah berhenti beberapa kali nyampe Anyer jam 12 siang teng. Langsung makan siang. Pokoknya kenyang, kenyang banget malah. Apalagi makannya juga ditraktir si Ari. Sebelum, selagi, dan setelah makan banyak pedagang menawarkan jualannya. Yang lucu cara nawarinnya. Semuanya pakai kata buat penglaris, nawarin otak-otak biar panjang umur katanya, biar awet muda lah, ada juga yang jual Sirsak katanya buat kolesterol.

Habis makan kekenyangan gara-gara segala macem dimasukin. Gak baik memang makan kekenyangan itu jadi males bergerak. Setengah dua berangkat lagi ke arah Carita atas saran yang punya restoran padahal menurutku jaman dulu kalau ke Krakatau itu dari Sangiang tapi katanya lagi dari Sangiang sudah gak ada mendingan dari Carita.

Nyampe Carita jam 2an. Langsung dikerubutin penduduk situ. Awal yang tidak bagus. Memang ada perahu untuk nyebrang ke Krakatau tapi waktu dan harganya benar-benar tidak sesuai. Apalagi kami nyampe sana sudah agak sore. Benar-benar tidak efektif dan efisien. Mereka menyarankan kalau ke Krakatau harus pagi-pagi dan kembali sore biar puas. Benar juga.
Entah angin darimana akhirnya kami menerima tawaran mereka untuk pergi ke Pulau Burung dan lihat Taman Laut. Keputusan yang cukup alot.

Dengan menaiki perahu bermesin Yamaha dan ngebut tidak seperti Valentino Rossi selama 20 menitan nyampe juga ke tempat yang namanya Pulau Burung. Tapi ko tapi.. Itu pikiran pertama saat kami mendarat. Pulau itu sepi banget hanya kita yang mendarat disitu. Tak ada sambutan burung yang ada anak-anak kecil penduduk situ yang sedang bermain ayunan dan lain-lain. Pantai tanpa pasir hanya kerikil dan rumah-rumah kerang serta pantai yang dipenuhi ganggang. Bukan tempat untuk main air.

Masuk ke daratan lebih parah lagi suasananya sepi banget. Ada ibu-ibu setengah baya bertanya mau kemana tanyanya. Jadi teringat film Jelangkung pertama. Jalan terus masuk ke hutan jadi inget film Holocaust cannibal. Suara burung memang kedengaran tapi entah burungnya dimana. Sang Pemandu juga seperti males-malesan. Akhirnya balik lagi ke pantai. Hmm.. Pulau itu lebih pantas untuk film horror daripada buat pariwisata.

Dari Pulau Burung berperahu lagi ke Taman Laut. Cukup cepat paling belasan menit sudah sampe. Tapi ko tapi.. pikiran burukku keluar lagi. Disitu gak ada pulau tapi tengah laut yang memang dangkal karena ada gugusan bekas pulau disitu. Awalnya gak berani turun tapi setelah mencoba turun ternyata lumayan menarik. Dengan mengenakan peralatan snorkling seadanya terjun dan melihat ke dasar laut. Ternyata oh ternyata tidak seperti yang dibayangkan. Kalau nonton TV yang namanya taman laut itu banyak tumbuhan karang yang bergerak-gerak serta ikan yang berwarna-warni. Tapi disini. Lebih mirip suasana di film Spongebob the movie saat spongebob dan patrick mencari mahkota raja neptune di Shell City. Yang ada hanya potongan karang yang sudah mati berserakan serta sedikit ikan yang sama sekali tidak berwarna-warni. Menyedihkan. Beruntung aku suka air. Jadi sedikit menikmati apa yang ada disitu.

Kembali ke perahu dan kembali juga ke pantai dimana kami berangkat. Mandi bilas dan ganti pakaian untuk kembali ke Jakarta. Sebelum pulang ku cek kendaraan. Ternyata ban mobil belakangku kempes dan kami yakin itu dikempesin. Suudzon memang tapi kami yakin ada yang kempesin. Sempurna sudah kekecewaan di Carita.

Kembali pulang ke Jakarta sudah menjelang tengah malam karena kami sempet nongkrong dulu di Cilegon.

Liburan yang lucu. Anyer yang bikin kenyang dan Carita yang menyebalkan.

2 Comments:

At 8:30 PM, Anonymous Anonymous said...

Bener juga, aku udah 7 tahun di Jakarta tapi belom pernah naik ke Monas!?!?!?!
Apalagi Carita or Krakatau, cuma baca dari blog :(
Apa pantai2 di Indonesia sebagus pantai kayak di Boracay ato Palawan ato Pagudpud ato Dakkak ya?
Apa Krakatau juga sebagus Sagada?

 
At 3:46 PM, Blogger ShOFa ImOeT said...

hwawawa mupeng aku pngen bgt ke pantai dianyer,,
tp ga suka carita pantaina k0t0r :(

 

Post a Comment

<< Home