atas

Tuesday, September 25, 2007

Baik Ambil Jelek Buang

Lagi Narsis

Bulan puasa biasanya memang banyak berkah. Kerjaan sudah gak seperti bulan sebelumnya. Bikin kesalahan fatal sampai akhirnya harus moonlighting dua mingguan buat benerin data. Mending kalau lemburnya cuma sampai jam tayang sinetron Candy tapi ini sampai lagu Rayuan pulau kelapa pun masih di kantor. Cape deeh.

Bulan ini keadaan sebaliknya. Lancar sekali. Masih banyak kerjaan tapi suasana aman terkendali. Semoga gak bikin kesalahan lagi. Kapok.

Minggu kemaren Om Bernanke menurunkan Rate the Fed-nya sampai 50 point. Saham kini mulai merambat naik bahkan kayaknya sudah pada bisa ambil untung setelah dua bulan hancur lebur gara-gara ada krisis Subprime mortgage. Yang krisis dimana, disini ikut hancur. Dasar globalisasi. Tapi ada yang masih mengerikan harga minyak sampai 80 usd/barrel mudah-mudahan bensin dan sebangsanya disini gak ikut naik. Kalau naik biasanya suka dimanfaatkan setan gundul(istilah siapa ya??) terus kacau nanti negeri ini gak maju-maju.(Disclaimer on). Gawat kan kalau lagi puasa gini harga bensin naik?. Gak naik saja harga-harga kebutuhan pokok pada naik.

Buku sudah banyak yang dibaca tapi malas sharing, film terakhir nonton Rush Hour 3 tapi malas sharing juga, lagi malas nyimak. Bulan puasa kayaknya berhenti dulu nonton soalnya harus Tharawih lagipula gak ada film yang bagus. Target Tharawih di mesjid sepuluh kali berturut-turut tidak tercapai gara-gara pada jalan ke Mall. Ya kenapa jadi serba malas ya harusnya kan puasa tetap semangat?. Ayo semangat jangan ikutin aku.

Selain karena ke mall juga karena dipakai buat belajar sama ujian Anti money Laundering. Memang pulangnya gak terlalu malam tapi jadinya males karena lelah(ngeles on). Belajar sama ujian semua dikerjakan lewat Web alias gak ada guru juga pengawasnya. Pre Assesment nilainya bagus dapat 96 alias cuma salah satu. Hebat, belum masuk materi nilainya sudah tinggi. Ini semua gara-gara doyan ngerecokin temen-temen yang lagi belajar duluan jadi sudah banyak ilmu sebelum buka materi. Masuk materi semua lancar tapi pas pos assesment ternyata nilai malah berkurang. Nilai dapet 92. Belum belajar 96 sudah belajar malah turun 92. Mending gak belajar kalau gitu. Hehe tapi gak begitu soalnya sekarang aku tahu banyak soal apa itu money laundering. Dan itu yang paling penting.

Terus cerita apalagi ya?. Sekian dulu ngomongin diri sendiri. Dari pada ngomongin orang jadi dosa juga malah bikin batal puasa.

Bagi mereka yang lagi menunaikan ibadah puasa selamat berpuasa. Maafkan semuanya ya.

Friday, July 06, 2007

Aku di Novel Namaku Merah Kirmizi

Semuanya adalah Aku

Sudah biasa membaca cerita pendek, cerita bersambung, atau novel melibatkan "aku" sebagai pemeran dalam cerita tersebut. Dan biasanya "Aku" tersebut menjadi pemeran utama. Contoh yang paling dekat ya "Aku" sebagai Rudy dalam cerita pendek yang telah lewat di blog ini. Biasanya kalau pengarang perempuan mejadi "Aku" yang juga perempuan demikian juga sebaliknya. Tapi ada juga pengarang perempuan yang menggunakan "Aku" sebagai pemeran utama laki-laki dan ada juga pengarang laki-laki yang menggunakan "Aku" sebagai detektif wanita.

Kali ini aku mendapatkan novel yang lain. Semua pemeran dalam novel ini bercerita sebagai "Aku" sehingga aku kesulitan menentukan sebenarnya siapa pemeran utama dalam novel ini. Saking bingungnya sulit untuk mencerna ceritanya sampai berbulan-bulan baru selesai baca seluruh isi buku yang berjumlah 700an halaman ini. Buku aslinya berjudul My Name Is Red yang ngarang Orhan Pamuk orang Turki yang mendapatkan nobel sastra tahun 2006.

Ceritanya tentang misteri pembunuhan, ada cerita romannya, cerita tentang para ilustrator di jaman kesultanan Turki entah abad ke berapa. Tapi aku gak mau bercerita tentang ceritanya karena aku lebih tertarik pada "Aku" yang ada di novel ini.

Di mulai dari "aku adalah mayat" yang bercerita bagaimana saat dirinya dibunuh, "Aku adalah si Pembunuh", "Aku adalah Anjing", "Aku adalah pohon", sampai pada aku aku lain yang menjadi pemeran dalam novel ini ada Hitam, Shekure, Orhan, Esther, Hasan, dll. Semua "Aku" bercerita sehingga menjadi satu kesatuan cerita yang utuh.

Memang agak aneh ada anjing bercerita, mayat bercerta, pohon, bahkan lukisan kuda pun bercerita di novel serius ini. Dengarlah cerita Anjing yang merasa sedih karena dipandang rendah oleh para ulama, pendakwah, dll. Bahkan orang menyimpulkan Nabi tidak menyukai anjing. Orang percaya bahwa Anjing bisa mengotori mereka yang telah berwudlu. Tapi Anjing juga merasa bangga karena dia ada di Al Quran tepatnya di surat al Kahfi ayat 18.

Lalu cerita "Aku adalah sebatang pohon". Aku adalah sebatang pohon dan aku agak merasa kesepian. Aku menangis di tengah hujan.... Pandanglah aku sebagai jin dan biarkan aku menjelaskan padamu, mengapa aku sebatang kara.

Dan masih banyak aku-aku lain yang lebih menarik. Dan menarik lagi bagaimana sudut pandang cerita yang berbeda tentang "aku sebagai mayat" dan "aku sebagai pembunuh". Atau sudut pandang "Aku adalah Shekure" dan "Aku adalah Hitam" pada saat kedua mahluk berlainan jenis kelamin berdua melakukan sesuatu di suatu tempat.

Kata-kata di novel sangat sastra sekali menurutku. Sulit untuk dicerna oleh kaumku. Indah, serius, dan misterinya tetap terjaga sampai menjelang akhir cerita.

Monday, June 18, 2007

Film Sekuel

Beberapa bulan terakhir ini banyak beredar film sekuel. Enggak ketinggalan aku ikut menontonnya mulai dari film Indonesia seperti Nagabonar jadi dua, dan tentu saja beberapa film Hollywood mulai dari Spiderman 3, Ocean Thirteen, Pirates of The Carribean, Fantastic 4, sampai film kartoon yang kemarin baru aku tonton Shrek the Third.

Hannibal Rising? Entah film itu termasuk sekuel atau tidak tapi yang jelas ceritanya memang tentang Hannibal Lecter masih muda, dan pemerannya bukan lagi Anthony Hopkins seperti di film sebelumnya. Film Silence of The Lamb adalah film favorit aku yang memunculkan Hannibal Lecter pertama kali. Eh entahlah itu yang pertama atau bukan yang jelas sebagai penggemar film thriller aku punya koleksi film yang judulnya Man Hunter ceritanya tentang Hannibal pertama kali ditangkap sama dengan Hannibal ke 3 versi Anthony Hopkins.

Lupakan tentang Hannibal kembali ke film sekuel yang lain. Sebagai penonton alasan pertama nonton film sekuel adalah karena aku doyan nonton. Alasan lain biasanya penasaran baru kemudian karena kata orang filmnya bagus. Buat pembuat film alasannya mungkin untuk menambah pundi-pundinya karena sudah jadi jaminan tidak tertulis kalau awalnya sukses kesananya juga mengikuti kesuksesan yang sebelumnya. Sekarang aku menunggu film sekuel lain yang belum diputar seperti Die Hard 4, Harry Potter, dan film lainnya yang mudah-mudahan masih ada.

Walaupun sudah pasti laku karena film sebelumnya laku tapi tetap kualitas filmnya terjaga dan gak asal-asalan. Spiderman 3 dan Fantastic 4 ke 2 mengandalkan teknologi yang memang asyik dan enak untuk ditonton walaupun dari sisi cerita biasa-biasa saja. Pirates of The Carribean walaupun pusing ceritanya tapi tetap enak untuk ditonton. Ocean Thirteen? Yang diandalkan memang para bintangnya. Dengarkan komentar temenku yang perempuan "Duh yang maen kan cowokku semua..". Buat yang laki-laki turut berduka cita karena tidak ada lagi Julia Robert juga Catherine Zeta Jones. Ceritanya juga terlalu banyak ngobrol dan minim action.

Oh iya film Indonesia gak ketinggalan dengan film sekuelnya Nagabonar Jadi 2. Film yang lucu dan banyak pesan moral. Film tersebut menyabet beberapa penghargaan. Tapi bukan Festival Film Indonesia. Aneh juga orang-orang film Indonesia mereka sudah menyelenggarakan FFI beberapa tahun terakhir ini. Tapi kemudian hilang karena juri memilih juara FFI terakhir yang katanya ada unsur jiplakannya. Kemudian muncul Indonesia Movie Award, kenapa pakai kata 'MOVIE'? kenapa pakai kata 'AWARD'? dan kenapa FFI hilang? kenapa bukan jurinya saja yang diganti?. Ah entahlah orang film pasti lebih tahu alasannya. Tapi bagaimanapun juga aku masih menunggu sekuel dari FFI. Mudah-mudahan masih tetap ada.

Thursday, May 10, 2007

Spiderman 3

Damai itu indah.

Nonton bareng para movie mania. Sebetulnya belum niat nonton kemarin tapi karena ada tiket yang belum ada tuannya akhirnya jadi ikut pergi bareng mereka. Nontonnya gak jauh cuma di seberang kantor. Ada empat studio disitu dan tiga memutar Spiderman sementara satu studio lagi gak tahu film apa. Benar-benar luar biasa. Super hero yang lain mungkin lagi cemburu sama spiderman. Gimana enggak iri, semua bioskop pada mutar spiderman dan minimal dua studio yang mutar.

Masuk studio tempat duduk penuh beruntung kebagian di tengah gak terlalu dekat sama layar.Yang nonton orang gede sampai anak-anak. Berasa banyak anak-anak saat ada adegan lucu, yang ketawa anak-anak semua suaranya.

Ceritanya hampir sama dengan sekuel sebelumnya, sama-sama memberantas kejahatan cuma musuhnya aja yang beda dan juga jumlahnya lebih banyak. Pemainnya juga masih yang sama. Oh iya ada yang lain yaitu kostum spiderman warna hitam. Aku lebih suka kostum itu lebih futuristik.

Musuhnya ada Sand Man(Manusia pasir), ada New Goblin (anak musuhnya di Spiderman pertama), terus ada Venom.. manusia apa ya?? pokonya mirip serangga, dan musuh yang terakhir adalah dirinya sendiri.

Semua musuhnya kalah (ya iya lah...). Endingnya sinetron hidayah banget, setelah kalah sand man minta maaf sama Spiderman dan dimaafkan, Harry-Osborn-temennya mati setelah baikkan sama spiderman bahkan matinya juga gara-gara melindungi Spiderman, kecuali rekan kerjanya Eddy Brock Jr. mati saat ingin masih jadi penjahat.

Filmnya full action dari awal tapi tetep ada cerita romantisnya. Kalau mau mencari hiburan gak ada salahnya nonton film ini.

**** Buat yang belum nonton maaf ya duluan, kalau yang udah ya udah.

Wednesday, April 25, 2007

Anyer Kenyang Carita Berenang

Liburan yang aneh.

Sabtu kemaren ke Anyer ceritanya pingin makan sea food sama nyebrang ke anak gunung krakatau. Sea food nya gak sulit didapet tinggal pilih restoran yang berjejer namanya juga di pantai. Tapi ke Krakatau ternyata tidak segampang yang dikira. Eh sebenarnya gampang kalau direncanakan dengan baik terutama soal waktu dan pemilihan tempat berangkat.

Pernah tinggal lima tahun di Banten ternyata gak cukup membantu untuk bisa nyebrang kesana. Tanya teman yang disana juga pada gak tahu. Lebih payah lagi ternyata, aku cuma lima tahun, mereka dari kecil sampai gede tinggal disana gak pernah nyebrang ke Krakatau. Keterlaluan. Mirip temanku bertahun-tahun di Jakarta tapi belum pernah ke Taman Mini. Kasian.

Setengah sepuluh pagi berangkat dari Jakarta berempat bareng teman-teman. Setelah berhenti beberapa kali nyampe Anyer jam 12 siang teng. Langsung makan siang. Pokoknya kenyang, kenyang banget malah. Apalagi makannya juga ditraktir si Ari. Sebelum, selagi, dan setelah makan banyak pedagang menawarkan jualannya. Yang lucu cara nawarinnya. Semuanya pakai kata buat penglaris, nawarin otak-otak biar panjang umur katanya, biar awet muda lah, ada juga yang jual Sirsak katanya buat kolesterol.

Habis makan kekenyangan gara-gara segala macem dimasukin. Gak baik memang makan kekenyangan itu jadi males bergerak. Setengah dua berangkat lagi ke arah Carita atas saran yang punya restoran padahal menurutku jaman dulu kalau ke Krakatau itu dari Sangiang tapi katanya lagi dari Sangiang sudah gak ada mendingan dari Carita.

Nyampe Carita jam 2an. Langsung dikerubutin penduduk situ. Awal yang tidak bagus. Memang ada perahu untuk nyebrang ke Krakatau tapi waktu dan harganya benar-benar tidak sesuai. Apalagi kami nyampe sana sudah agak sore. Benar-benar tidak efektif dan efisien. Mereka menyarankan kalau ke Krakatau harus pagi-pagi dan kembali sore biar puas. Benar juga.
Entah angin darimana akhirnya kami menerima tawaran mereka untuk pergi ke Pulau Burung dan lihat Taman Laut. Keputusan yang cukup alot.

Dengan menaiki perahu bermesin Yamaha dan ngebut tidak seperti Valentino Rossi selama 20 menitan nyampe juga ke tempat yang namanya Pulau Burung. Tapi ko tapi.. Itu pikiran pertama saat kami mendarat. Pulau itu sepi banget hanya kita yang mendarat disitu. Tak ada sambutan burung yang ada anak-anak kecil penduduk situ yang sedang bermain ayunan dan lain-lain. Pantai tanpa pasir hanya kerikil dan rumah-rumah kerang serta pantai yang dipenuhi ganggang. Bukan tempat untuk main air.

Masuk ke daratan lebih parah lagi suasananya sepi banget. Ada ibu-ibu setengah baya bertanya mau kemana tanyanya. Jadi teringat film Jelangkung pertama. Jalan terus masuk ke hutan jadi inget film Holocaust cannibal. Suara burung memang kedengaran tapi entah burungnya dimana. Sang Pemandu juga seperti males-malesan. Akhirnya balik lagi ke pantai. Hmm.. Pulau itu lebih pantas untuk film horror daripada buat pariwisata.

Dari Pulau Burung berperahu lagi ke Taman Laut. Cukup cepat paling belasan menit sudah sampe. Tapi ko tapi.. pikiran burukku keluar lagi. Disitu gak ada pulau tapi tengah laut yang memang dangkal karena ada gugusan bekas pulau disitu. Awalnya gak berani turun tapi setelah mencoba turun ternyata lumayan menarik. Dengan mengenakan peralatan snorkling seadanya terjun dan melihat ke dasar laut. Ternyata oh ternyata tidak seperti yang dibayangkan. Kalau nonton TV yang namanya taman laut itu banyak tumbuhan karang yang bergerak-gerak serta ikan yang berwarna-warni. Tapi disini. Lebih mirip suasana di film Spongebob the movie saat spongebob dan patrick mencari mahkota raja neptune di Shell City. Yang ada hanya potongan karang yang sudah mati berserakan serta sedikit ikan yang sama sekali tidak berwarna-warni. Menyedihkan. Beruntung aku suka air. Jadi sedikit menikmati apa yang ada disitu.

Kembali ke perahu dan kembali juga ke pantai dimana kami berangkat. Mandi bilas dan ganti pakaian untuk kembali ke Jakarta. Sebelum pulang ku cek kendaraan. Ternyata ban mobil belakangku kempes dan kami yakin itu dikempesin. Suudzon memang tapi kami yakin ada yang kempesin. Sempurna sudah kekecewaan di Carita.

Kembali pulang ke Jakarta sudah menjelang tengah malam karena kami sempet nongkrong dulu di Cilegon.

Liburan yang lucu. Anyer yang bikin kenyang dan Carita yang menyebalkan.

Tuesday, March 27, 2007

The Templar Legacy

Warisan Templar terjemahannya.

Sudah lama beli novel ini dan dibaca sudah lama tapi selesai belum lama. Belinya dulu bareng seorang wanita yang kini marah gak karuan sampai nuduh saya Deddy Corbuzier :-). Ceritanya tentang pencarian harta karun sama seperti novel Steve Berry sebelumnya The Amber Room. Kalau dulu tentang harta karun Rusia kini tentang harta karun Templar.

Beli novel ini karena aku yakin banyak teka-teki seperti novel sebelumnya. Kerjaan di kala senggangku selama ini yang kebetulan sekarang lagi mentok. Dan ternyata memang benar jalan untuk mendapatkan harta karun tersebut dilalui dengan cara memecahkan teka-teki atau sandi yang menuntun dari satu tempat ke tempat lainnya sampai kemudian akhirnya ketemu.

Ceritanya berawal dari seorang pensiunan departemen Kehakiman Amerika yang jadi penjual buku di Den Mark bertemu dengan mantan bosnya di Copen Hagen dalam rangka membeli buku yang sedang dijual dalam suatu pelelangan. Yang menginginkan buku itu rupanya banyak hingga menyeret ke dalam suatu cerita thriller yang cukup menegangkan.

Ceritanya tidak terlalu berbelit-belit malah berkesan monoton. Ada cerita di biara Templar dan cerita Pensiunan dan mantan bosnya. Sampai kemudian bertemu dalam sebuah cerita pencarian harta karun Templar. Menyatukan fakta dan fiksi tentu saja. Aku sendiri tidak tahu mana yang fakta dan mana yang fiksi jadi biar gak pusing kuanggap semuanya fiksi.

Gak terlalu seru dibanding novel sebelumnya tapi teka-tekinya tetap aku suka.

Friday, March 23, 2007

300

Ngerjain teka teki lagi mentok jadi mendingan nulis lagi. Kemarin nonton film judulnya cuma 300. Simpel banget judulnya seperti ceritanya juga sederhana. Tapi penggambarannya keren banget.

Cerita tentang kerajaan Sparta di Yunani entah abad ke berapa berperang melawan kerajaan Persia yang saat itu lagi hebat-hebatnya. Dipimpin oleh seorang raja bernama Leonidas bersama para prajuritnya yang berjumlah 300 sesuai judulnya melawan Pasukan Persia yang dipimpin raja Xerxes bersama jutaan prajuritnya.

Ya jelas kalah yang cuma tiga ratus orang tapi bukan itu yang mau ditunjukin. Semangat sang raja Leonidas dan budaya Sparta yang ditonjolkan. Budaya tidak kenal menyerah sampai titik darah penghabisan. Klise memang. Ceritanya memang gak seberapa.

Yang menarik di film ini adalah gambarnya. Banyak efek yang menarik. Komputer pasti banyak berperan di film ini. Selain itu juga film ini adalah film kolosal melibatkan banyak orang entah berapa orang yang asli dan berapa orang yang komputer. Aneh juga film kolosal jaman sekarang durasinya biasanya lebih dari 2 jam-an yang ini 2 jam kurang. Hal yang menarik lainnya walaupun film ini melibatkan sejarah tapi penggambaran orang pasukan Persia aneh-aneh. Banyak monster-monster di pasukan Persia. Temenku bilang orang Iran marah dengan film ini.

Di akhir cerita satu tahun setelah raja Leonidas meninggal di perang. Kerajaan Sparta kembali berperang dengan pasukannya yang lebih banyak 10.000 orang. Tapi gak diceritakan karena filmnya selesai. Jadi kalau ingin tahu lebih lanjut ceritanya tunggu saja sekuelnya. Judulnya pasti 10.000.

Kalau disuruh milih nonton atau gak nonton film ini mending pilih nonton saja. Harus.