atas

Friday, July 21, 2006

Digital Fortress

Benteng Digital artinya.

Satu lagi dari Dan Brown si penulis buku fenomenal The Da Vinci Code katanya.

Ini buku ketiga yang kubaca dari pengarang yang sama tapi kalau dilihat di sampulnya novel ini copy right 1998 jadi sepertinya ini lebih dulu dari dua novel yang kubaca sebelumnya cuma terjemahan ke bahasa Indonesianya yang belakangan(ketahuan kan gue gak pernah baca novel dari bahasa aslinya).

Tak ada Robert Langdon di Novel ini mungkin dia belum dilahirkan oleh pengarangnya disini pemeran utama namanya David Becker seorang profesor muda yang ahli di bidang bahasa.
Ceritanya tentang dunia IT, duniaku. Thriller Teknologi katanya. Sangat menarik buatku tapi mungkin untuk sebagian orang sangat ribet. Cerita tentang komputer di NSA(National Security Agency). Agen ini punya komputer yang super canggih yang disebut TRANSLTR pemecah kode yang telah teruji keandalannya. Masalahnya ada seseorang yang telah menciptakan kode yang tidak bisa dipecahkan. Seorang Jepang penciptanya. Ensei tankado namanya. Dia sudah dibunuh tapi kunci dari kode tersebut belum didapatkan. Inti ceritanya mendapatkan kunci dari kode tersebut.

Thriller biasanya menakutkan tapi kali ini sama sekali tidak menakutkan karena tidak mengancam jiwa manusia tapi jiwa komputer. Banyak hal-hal yang aku sukai di novel ini terutama tentang kriptografi.

Kalau di novel yang sebelumnya kubaca bercerita di kota Paris dan Vatikan Roma, di novel ini banyak bercerita di kota Sevilla, Spanyol.

Kalau dibandingkan dengan novel yang sebelumnya, novel ini tidak lebih seru dari sisi ceritanya. Tapi buatku tetap menarik karena ini menyangkut duniaku.

Wednesday, July 12, 2006

Epigram

Novel tentang politik dan cinta, novel tentang fakta dan fiksi.

Cerita tentang dua manusia dengan latar belakang kejadian demontrasi mahasiswa di Bandung saat kedatangan seorang menteri yang Jenderal di kampus mereka tahun 1989. Diculik sama aparat. Dibebaskan. Kabur ke luar negeri, yang satu ke Amerika yang satu ke Jerman. Kuliah dan menetap disana. yang satu mantap dalam cinta dan mantap untuk kembali ke negeri asalnya, yang satu gamang dalam kehidupan cintanya dan gamang untuk kembali ke negeri asalnya.

Ceritanya gak begitu rumit gak perlu berpikir panjang untuk mengikuti alur ceritanya semuanya mengalir tanpa ada hal yang disembunyikan. Iya karena memang ini bukan Novel thriller yang biasa kubaca, ini novel berlatar belakang politik dengan bumbu romantik atau novel romantik dengan bumbu politik. Apapun itu novel ini memang menghibur bukan hanya dari tema ceritanya tapi dari cara bercerita pengarang yang banyak menyisipkan humor-humor segar didalamnya.

Andai novel ini dirilis tahun 90an mungkin akan kubilang berani benar ini pengarang karena memang banyak hal-hal yang nyerempet penguasa saat itu. Tapi sekarang semuanya sudah terbuka, jangankan cuma nyerempet yang nabrak aja katanya demokratis.

Pemilihan nama atau tokoh-tokoh dalam novel ini cukup unik, saya gak tahu apakah sudah kesulitan cari nama atau mau cari gampang saja. Nama Universitas yang dipakai adalah Universitas Tralala Trilili(andai ada..:)). Belum nama tokoh-tokohnya ada Adun Suradun(meni sunda pisan nya), Kristunov (orang Indonesia bukan Rusia), Profesor Alig yang punya gelar Dewa Gila sama mahasiswanya(Kalau dewa gelo pasti nama profesornya Oleg), Jack Daniels(Bir Bintang gak bisa dipakai nama orang kayaknya), bahkan nama pengarangnya Jamal ikut jadi figuran(Itu Kameo bukan? :)), ada lagi PimPim(Jadi inget sama cewek di kereta Parahyangan Bandung Gambir kenalan namanya PimPim kerja di PT Gramedia punya adik namanya TomTom drummer di Grup Band T-Five, ketemu sama TupTup, heuheuheu lomba mengulang).

Novel yang cukup provokatif pada jamannya. Tema hebat dituturkan dengan gaya yang sangat menghibur.

Monday, July 10, 2006

Italiano Juarano

Jagoan gue Belanda dan Itali, tapi cuma Itali yang ke final, Belanda udah out jauh-jauh hari. Kalahnya Belanda dari Portugal juga jelek banget banyak kartu bertaburan. Tapi Itali tetep hebat akhirnya juara dunia ngalahin Perancis. Yes Itali juara.

Gue pikir semalem maennya jam 2 pagi jadi gue setel bekernya jam 1 pagi biar bisa persiapan dulu bikin kopi dan nonton acara penutupannya. Tidur dari jam 7 sore, jam 12 udah kebangun gara-gara anak-anak kampungku pada nyalain kembang api(kayak di Jerman aje). Terus tidur lagi, jam satu beker nyala eh bola udah maen, gimana ceritanya?. Untung baru 5 menitan pas Henry dijegal.

Perancis ngegolin duluan sama Zidane pake penalti gara-gara si Matterazi ngelanggar pemaen Perancis di kotak penalti. Eh tapi kebales sama si Matterazi juga lewat sundulan kepalanya umpan dari tendangan penjuru. Satu sama.Habis itu permainan biasa-biasa saja gak ada gregetnya. Babak kedua juga sama aja, tapi kali ini Perancis yang banyak nyerang. Tapi tetep gak ada gol lagi.

Perpanjangan waktu juga sama aja gak ada gol. Yang kasian Zidane kena kartu merah
gara-gara nyundul dadanya si Matterazi. Gak ada yang tahu kenapa Zidane melakukan
itu. Tapi sepertinya karena ini.
Pas sebelum kejadian emang terjadi ledek-ledekan si Matterazi ama si Zidane.

"Hei botak jelek lu bisanya ngegolin cuma bisa pake penalti doang" Kata si Matterazi.
"Sialan lu" Kata Si Zidane.
"Bagusan gue dong ngegolin murni pake sundulan kepala gak kaya elu" tambah si Matterazi.
"Brengsek lu" Balas Zidane.
"Nih rasain sundulan gue" Kata Zidane sambil nyundul dadanya si Matterazi. Matterazi langsung terjungkal dan Zidane langsung kena kartu merah.

Adu penalti akhirnya Itali menang bukan karena kipernya bagus tapi karena tendangan si Trezeguet cuma bisa kena mistar gawang.
Kasian Zidane di final piala dunia 98 dia jadi pahlawan sekarang sebaliknya.
Trezeguet juga, di final Euro 2000 dia jadi pahlawan dan bikin gol sekarang sebaliknya.
Bola memang bundar, dunia memang berputar(alah sok puitis).
Tapi bagaimanapun juga gak salah gue jagoin Itali.