atas

Thursday, November 30, 2006

Gadis Putih Berambut Pirang

Don't Judge The Book By Your Friends

"Mana Rudy yang playboy, mana Rudy yang suka maenin cewek.." Anton tertawa lepas.
"Gue bukan playboy, gue juga nggak pernah maenin cewek..". Terang ku pelan.

****

Sudah berhari-hari pikiranku terikat terus sama cewek satu gedung dengan kantorku. Gadis putih dengan rambut panjang terurai di cat pirang. Awalnya ketemu di lift saat pulang sarapan pagi dengan Anton. Cewek itu memang menarik perhatian kami, cuma aku sepertinya lebih wajib untuk tertarik daripada Anton yang sudah punya dua anak. Aku yang biasanya langsung menyapa setelah melihat kali ini cuma bisa diam dan sesekali melirik cewek yang cuma diam memandang ke depan. Cewek itu memencet tombol lantai 9 artinya dua lantai di atas kantor kami bekerja.

"Perusahaan apa di lantai sembilan..?" tanyaku setelah keluar dari lift.
"Gak tahu, cakep banget tuch cewek" sahut Anton.
"Putih lagi.." Katanya melanjutkan.

Aku hanya termenung depan komputer, SMS dari mbak Irna sedikit mengagetkanku.
"Jumat fitness ya" SMS nya. Sedikit males menjawabnya tapi tetap membalas "OK".

Setiap Jumat kami sudah terbiasa fitness depan gedung kantorku persis. Lumayan rame kebanyakan cewek tapi nggak sedikit cowok.

****

Tiga hari kemudian.
Hari ini aku dan Anton makan siang di Food Court, cukup ramai tapi belum terlalu ramai karena kami masuk kesini sebelum jam 12, jam dimana mayoritas semua karyawan gedung makan disitu.
Tiba-tiba mataku tertuju pada sesosok tubuh yang baru saja melintas lewat tempat dudukku dari belakang ke arah depan ke arah Chinese Food.

"Weuy Weuy Weuy.." di depanku Anton tertawa sambil tangan di goyang-goyang kan di depan mukaku.
Dua cewek baru saja melintas, cewek putih berambut pirang dan temannya. Mereka kemudian duduk dua meja di depan mejaku. Agak jauh tapi tetap bisa kelihatan jelas. Temannya duduk membelakangi dan si rambut pirang jelas duduk menghadapku.

"Syukurlah.." gumamku.
"Kenape lu Rud.."
"Dia duduk menghadap kesini.."
"Samperin kalau berani terus makan bareng disitu"
"Nggak, next time.."

"Mana Rudy yang playboy, mana Rudy yang suka maenin cewek.." Anton tertawa lepas.
"Gue bukan playboy, gue juga nggak pernah maenin cewek..". Terang ku pelan.

Berkali-kali aku mencuri pandang untuk melihatnya dan sepertinya dia mulai sadar kalau aku terus-terusan melihatnya.
"Sialan, ketangkap basah terus gue.."
"Makanya samperin.."

****
Hari Jumat malam pulang dari fitness dengan mbak Irna.
"Eh ada temanku yang mau berangkat bareng ke tempat fitness Jumat depan ".
"Siapa..?"
"Ada, nanti aku kenalin namanya Shinta".
****


Tiga hari kemudian.
Pulang kerja aku sendiri karena Anton temanku nggak masuk kerja, katanya sakit tapi sepertinya males aja setelah kemarin week end. Biasa katanya I don't like monday.

Hujan sialan pikirku. Aku cuma bisa berdiri depan lobby. Tapi kemudian...
"Si rambut pirang" gumamku. Dia bersama teman cewek yang makan siang bersamanya dan seorang lagi cowok.
"Siapa cowok itu.." Pikirku sok jealous. Mereka berdiri depanku dan sepertinya juga mereka menunggu hujan reda. Aku menatapnya seolah-olah tak mau lepas. Dia sepertinya tahu kalau aku melihatnya.
"Sialan, gue ketangkap basah terus" esoknya saat ketemu dengan Anton.

"Gimana nggak tahu, lu kan bukan noleh tapi emang melotot"
"Siapanya laki-laki itu ya..?"

"Hahaha, mana Rudy yang playboy, mana Rudy yang suka maenin cewek.." Anton tertawa lepas.
"Gue bukan playboy, gue juga nggak pernah maenin cewek..". jawabku.

****
Beberapa hari kemudian kami bertemu lagi di foodcourt, bertemu lagi saat jalan pulang, bertemu lagi berpapasan entah mau kemana, berdua di lift tanpa kata-kata. Semua kuceritakan pada Anton.
Dan seperti hari-hari sebelumnya dia malah lebih suka ngeledek ketimbang ngasih masukan yang berarti.


"Mana Rudy yang playboy, mana Rudy yang suka maenin cewek..".
Sudah males aku menjawabnya.


Seperti pagi ini kami satu lift lagi tidak berdua tapi bertiga. Aku berdiri persis depan pintu sementara satu orang entah siapa berdiri di samping kanan ku sementara si pirang berdiri di belakang orang itu membawa tas yang cukup besar entah isinya apa. Lift mulai naik, aku bisa melihatnya dibelakangku lewat pintu yang jadi cerminku. Untunglah pintu itu bersih jadi aku bisa melihatnya jelas lewat 'cermin'. Dan yang nggak disangka-sangka dia melihatku juga tapi tidak lewat 'cermin' tapi langsung menatapku dari belakang. Dia memang nggak bisa lihat 'cermin' karena terhalang orang di depannya.

"Seneng gue, dia ngeliatku dari bawah sampai atas, dari atas sampai bawah" ceritaku saat aku ketemu dengan Anton kemudian.
"Ge-Er lu".
Hari ini hari Jumat dan seperti biasa aku sudah janjian dengan mBak Irna untuk fitness di gedung depan kantorku. Jam 6 sore mBak Irna sudah SMS dan katanya lagi nunggu di lobby. Keluar dari lift kulihat mBak Irna bersama... bersama... SI PIRANG. Si pirang membawa tas besar seperti tadi pagi.
"Rud kenalin ini Shinta, Shinta ini Rudy.." katanya.

Kuasongkan tanganku,sebelum dia menangkap kebegoanku karena terbengong-bengong.
"Shinta"
"Rudy" walau ingin kujawab Rama sebenarnya.
"kalian berangkat duluan, aku masih ada kerjaan nanti aku susul kesana kalau udah selesai" Kata mBak Irna
mengagetkan kami yang lagi bersalaman.

"Iya iya".
"Kita jalan lewat jembatan penyebrangan kan" Shinta membuka percakapan.

"Iya".
"Sepertinya tasnya berat sini saya bantuin bawa.." tawarku saat naek tangga jembatan penyebrangan.

"Nggak apa-apa anggap saja pemanasan.." Tolaknya halus.
"Aku sering ko liat kamu, di lobby, di food court, di lift, di tempat fitness juga " katanya sambil ngobrol sepanjang jalan menuju gedung fitness.

"Oh.." Terus terang aku kaget takut dia cuma ngeledekku tapi mendengar dia melihat aku di tempat fitness lebih mengagetkanku.
"Ini bukan yang pertama kesini..?" setelah nyampe ke gedung tersebut.
"Bukan, mungkin yang kesekian" Katanya.
"Heran juga kenapa aku nggak melihatnya" pikirku.

"Kita lewat lift saja biar langsung ke tempat fitness" ajaknya.
Lewat lift memang lebih cepet karena kalau lewat eskalator harus keliling-keliling dulu.Kali ini kami di lift BERDUA dan NGOBROL. Ingin sepertinya aku berteriak YESS.
Keluar dari lift menggesekkan member card diberi handuk kami pun berjalan ke arah tempat ruang ganti. Keluar dari ruang ganti langsung aku ke tempat peralatan fitness. Aku ingin berlari berlari dan berlari di thread mill. Dia belum kelihatan keluar dari ruang ganti jadi aku terus berlari berlari dan berlari bahagia. Pemanasan yang tidak sesuai dengan yang seharusnya. Peduli amat pikirku, aku lagi bahagia.


"Hey hey, baru berapa menit udah berapa Kilo Meter?" katanya mengagetkanku.
"Oh, hey.." kukecilkan kecepatan thread mill ku sementara dia mulai berjalan pelan di thread mill sampingku.
Dia mengenakan kaos tanpa lengan menutupi pusar dan celana pendek sepaha warna gelap, kontras dengan kulitnya yang putih sementara rambutnya diikat ke atas sehingga kelihatannya seperti berambut pendek.
"Pantes aku nggak pernah ngelihatnya, dia memang lain" pikirku.
"Aku mau ikut kelas Yoga, mau ikut..?" ajakku.

"Kenapa bukan kelas street dance".
"Terlalu banyak ABG" sahutku asal.
"Aku ABG" katanya.
"Aku mau memusatkan konsentrasi di kelas Yoga".
"Konsentrasi untuk apa?"
"Untuk tetap selalu fokus terhadap apa yang aku inginkan".
"Nggak ngerti.."
Aku tersenyum, tersenyum dan tersenyum.


Jam sembilan aku selesai demikian juga dia.

"MBak Irna ko gak kesini" katanya.
"Iya ya" jawabku baru sadar.
"Aku ke ruang ganti entar ketemu lagi disini ya"

"OK"

Setelah mandi Steam, mandi sauna, dan mandi dengan air, berganti pakaian aku keluar. Rupanya dia sudah menunggu. "Lama amat.."
"Maaf, emang udah lama?" kebiasaan dengan mBak Irna lama-lama di tempat mandi masing-masing jadi terbawa terus.
"Enggak, baru koq" jawabnya sopan.
"Ada SMS dari mBak Irna katanya dia nggak bisa kesini, kerjaannya masih banyak".
"Oh,Kita makan dulu ya, udah laper " Katanya.

"OK" jawabku mantap.
Kucari tempat makan yang sesuai dengan permintaanya. Kali ini kami makan BERDUA dan NGOBROL. Obrolan yang cukup hangat, obrolan tentang aku yang suka memandangnya sampai cowok yang bersamanya pulang waktu itu.


"Dia pacar temenku, temen cewekku itu" katanya.
"Oh, satu tempat kerja?".
"Enggak,cuma jemput temenku aja waktu itu".
Selesai makan kuantarkan dia pulang tentu saja BERDUA dan NGOBROL.


Besok aku ketemu Anton dan akan kukatakan "Anton ini Rudy, Rudy yang bukan playboy dan Rudy yang tidak pernah maenin cewek, kalau gak percaya tanya Shinta..".

*********
Cerita ini fiktif adanya
Aku adalah Rudy tapi Rudy bukanlah Aku
Kesamaan tempat kejadian dan nama adalah kesengajaan belaka
*********

1 Comments:

At 7:01 AM, Blogger dahlia said...

tuptup kita ke bandung nyoook tanggal 9desember...eh gadis putih berambut pirang itu gw yaaaaa wakakakakakakak

 

Post a Comment

<< Home