atas

Thursday, March 16, 2006

Kemarau Harap Hujan

Dua hari berturut-turut air menetes ke telaga itu...
Kenapa bukan air hujan...
Kenapa air yang lain...
Karena kamu tak pernah mau memberikan sebagian airmu pada matahari...
Jawab pohon yang kini semakin hijau dan subur...
Tidak, telaga berpikir...
Hujan harus turun duluan...

Matahari diam...
Tak bisa berbuat banyak...

Dua hari airnya bertambah..
Dan hilang..
Dia tetap berharap hujan turun...
Ini musim kemarau kau takan mendapatkannya..
Bujuk pohon hijau..

Malam hari dia mendapatkan air lagi..
Tapi itu semu...
Itu bukan air...
Hilang dan pergi..

Kini dia tak berharap hujan turun...
Walau dia tak menolak hujan turun...
Dia hanya berharap awan akan meneduhkannya...

1 Comments:

At 6:14 PM, Anonymous Anonymous said...

boleh juga puisinya..bikin lagi donk!

 

Post a Comment

<< Home