atas

Friday, January 20, 2006

Playboy

Dua orang manusia sedang asyik dengan pekerjaannya masing-masing. Salhiyam lagi nulis bahan bangunan yang mau dibeli besok sementara Arnasan yang sudah jadi anak gaul di kota baca-baca berita di internet.

Sambil baca-baca detik.com Arnasan buka percakapan "Mang lihat mang, Playboy mau terbit di Indonesia sekarang", Salhiyam tetap menulis.

"Mang, denger mang", sahutnya agak keras."Eh iya ada apah San", Salhiyam pura-pura kaget.

"Ini liat Playboy Indonesia mau terbit, tau nggak? "
"Playboy Indonesia terbit?, ah tidak mengerti saya mah kalau matahari terbit saya ngerti masa playboy terbit memangnyah playboy 'teh matahari?" jawab Salhiyam tanpa dosa.

"Eh, Playboy itu majalah, kan majalah juga terbit bukan cuma matahari" Arnasan merasa menang.
"Oh begitu, ya biarin sajah atuh cuma majalah mah kan sudah banyak majalah terbit" jawabnya enteng.

"Ini lain mang, Playboy itu majalah yang memajang wanita-wanita telanjang" sengit Arnasan.
Salhiyam kaget "Tidak boleh atuh masa wanita telanjang ada di majalah, wanita telanjang mah adanya di kamar mandi" terus diam..

"Terus emang mau protes, mau demo? Alasannya apa tidak boleh?" lanjut Arnasan.
"Ya tidak boleh sajah pan agama juga bilang tidak boleh... "

"Eh eh eh" potong Arnasan "Itu sudah diurus MUI, nggak usah pusing-pusing".
"ya sudah atuh alasannya melanggar hukum dan..."
"Itu juga sudah ada yang ngurus" potong Arnasan lagi "Sudah ada DPR, biar saja mereka yang bikin undang-undang".

"kalau begitu apa alasannya? ini itu tidak boleh " gerutu Salhiyam, menutup buku catatannya sambil pergi.

"Eh bentar bentar Mang.." selidik Arnasan "Kenapa gambar Tiara Lestari hasil print saya ditempel di jilid buku?"

"Hehehe, ini mah si hitam manis, ditempel supaya ingat terus sama si eneng yang di kampung..."

"Euh..." Arnasan bengong.

1 Comments:

At 5:28 PM, Anonymous Anonymous said...

lucu..lucu..ktawa dulu ah..sunda pisan:)

 

Post a Comment

<< Home